Jumat, 29 Januari 2016

Cara Menghitung Campuran Material pada Mutu Beton K225


Sigit - Senyum Terus !!!
Pencampuran bahan semen guna mendapatkan beton berkualitas tidak bisa hanya mengandalkan perkiraan. Dibutuhkan pengukuran yang cermat dan tepat dalam prosesnya agar konstruksi bangunan Anda kuat dan bertahan lama.


Beton merupakan salah satu bahan material  yang  hampir selalu digunakan pada bangunan modern sehingga rumah menjadi lebih kuat dibandingkan dengan bahan material lainnya. Berkat ditemukannya beton, struktur  bangunan menjadi lebih kokoh, mudah dirawat, dan  berdaya tahan tinggi.


Kelebihan lainnya adalah  beton mudah dicetak  ke dalam  aneka  bentuk dan  ukuran yang  dikehendaki guna  menunjang mencapai desain  secara  arsitektural. Biasanya beton banyak digunakan sebagai pondasi, kolom dan ring balok pada rumah, biasanya pada infrastruktur jembatan jenis beton yang digunakan adalah beton precast (beton cetakan)  sehingga dalam proses pembangunan infrastruktur menjadi lebih cepat. Bila berbicara mengenai beton, pastilah kita akan membahas semen sebagai salah satu bahan pembentuknya. Karena beton terdiri atas campuran semen, agregat halus/pasir, agregat kasar, dan air. Untuk mendapatkan beton berkualitas, perbandingan campuran bahan harus sesuai standar yang telah ditetapkan. Penggunaan air juga tidak boleh  berlebihan dan keseimbangan perbandingan agregat kasar dan halus harus tepat sehingga campuran beton tidak telalu kasar atau  halus. Perhatikan juga proses pengadukannya harus homogen.






Kualitas beton itu sendiri banyak macamnya tergantung pada  kekuatannya menahan beban tekan  tiap cm2-nya. Misalnya beton K 175 mampu menahan beban 175 kg/cm2 setelah  beton tersebut berumur 28 hari. Begitu pula dengan beton K 200 dan K 250 yang mampu menahan beban 200 kg/cm2 dan 250 kg/cm2 setelah berumur 28 hari. Beton K 175 dan K 200 bisa digunakan untuk  mengecor kolom, pondasi,  lantai pabrik, atau  konstruksi
yang tidak membutuhkan beton bermutu tinggi.  Sedangkan K 225 dan K 250 untuk pengecoran dak, tangga, dan balok dengan bentang yang tidak terlalu panjang.
Untuk memperoleh mutu beton yang beragam sangat dipengaruhi perbandingan bahannya. Bagi beton kualitas rendah atau  sedang, misalnya K 200 hingga K 250 dapat menggunakan metode perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 agregat kasar hingga perbandingan 1 semen :1,5 pasir : 2,5 agregat kasar. Sedangkan untuk  beton kualitas tinggi  seperti  K 400 menggunakan metode perbandingan berat dan memerlukan perencanaan khusus.  Di sini penggunaan jumlah  semen sangat berpengaruh terhadap kualitas beton, karena sebagai perekat material  yang lain. Perbandingan bahan dari tiap campuran beton adalah  perbedaan jumlah  pemakaian semennya, sedangkan volume  pasir dan agregat kasar tidak banyak  berubah.
Penambahan semen pada  campuran beton memang dapat meningkatkan kualitasnya, namun perbandingan penggunaan air dengan semen juga sangat menentukan, selain tingkat  kekerasan, bentuk, gradasi, permukaan dan ukuran maksimum dari agregat yang digunakan. Penggunaan volume  air yang berlebihan dapat berisiko menurunkan kuat tekan beton, bleeding, shrinkage/susut, atau terjadinya pemisahan antara agregat kasar dan halus. Namun, untuk  memperoleh hasil yang lebih maksimal,  proses  pengecoran, pemadatan dan perawatan beton juga harus diperhatikan.

Contoh Perhitungan Kebutuhan Semen Pada Beton Setara K 225

Jenis beton setara K225 dapat menggunakan perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 agregat kasar : 0,5 air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar